candlelight

candlelight

Tuesday, November 27, 2012

Wisata Malam 1 suro di Parangtritis

Tanggal 10 November lalu saya mudik bersama keluarga (tanpa adikku) untuk melaksanakan syukuran sekaligus bertepatan dengan tanggal 1 Muharram/ 1 suro yang orang Jawa menyebutnya, karena pada tanggal 1 suro di daerah jawa banyak yang melalukan kegiatan malam 1 suro, saya putuskan untuk ikut merasakannya. Tanggal 14 siang kami berangkat dari Wonogiri (rumah nenekku dari mama) menuju Delanggu (rumah nenekku dari papa) untuk bertemu om yang ingin bersama-sama menuju Parangtritis untuk malam suro-an. Berangkat dari Delanggu jam setengah 7 dan sampai di Parangtritis jam setengah 10, perjalanan yang sangat lama karena omku menyetir dengan kecepatan 40km/jam, wajar sajalah karena omku baru saja sampai dari Tangerang yang langsung jalan menuju Parangtritis. Tujuan saya ikut kesana karena rasa penasaran dan ingin merasakan bagaimana bermalam di pantai tanpa tenda atau semacamnya. Sebut saja ini Wisata malam. Hehee.


Ketika sampai kami singgah di warung pinggir pantai dulu untuk sekedar ngopi, makan, ngeteh untuk menghangatkan badan. Jumlah orang yang ikut pergi kesana ada 10 orang. Oh iya untuk masuk ke pantai ini dikenakan biaya Rp 5.000/orang. Cuaca saat itu benar-benar bersahabat, padahal sepanjang jalan dari Wonogiri hingga Jogja diguyur hujan, bahkan angin pun tidak berhembus kencang, saya bilang sih cuacanya membuat gerah, padahal saya sudah mempersiapkan berbagai macam peralatan untuk mencegah kedinginan. Setelah makan dan minum kami jalan menuju bibir pantai, sewa tiker Rp 15.000 untuk 2 tiker, gelar dan yang lain bersiap tidur. Lho, katanya mau malam suro-an, kok malah mau tidur?? hahaa.. Tapi tidak dengan saya, karena adikku dari Jogja datang. Kamipun berbincang-bincang di warung sambil ngeteh dan yang pasti charger hp. Charger hp di warung dikenakan biaya Rp 3.000.


Banyak orang yang datang sampai parkir pun penuh. Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul setengah 3 dini hari, saya langsung bergabung dengan yang lainnya dan bersiap tidur. Suasana saat itu benar-benar mengagumkan, tidur beralaskan kain pantai yang beratapkan langit dengan bintang-bintang, deburan ombak, semilir angin, dan pemandangan lampu-lampu di perbukitan. Benar-benar saat itu saya tidak ingin pergi dari suasana itu. Mata perlahan mulai terpejam, namun baru saja beberapa saat tiba-tiba angin berhembus kencang membuat orang-orang berhamburan menjauh dari tepi pantai. Karena mengantuk efek obat (saya sakit ketika itu) saya lanjutkan untuk tidur di mobil dan yang lainnya entah kemana saya tidak peduli.. hahaa..
 

Lagi-lagi baru memejamkan mata beberapa saat tiba-tiba hpku berdering, telpon dari papa yang membangunkan dan memberi tahu kalau langit sudah mulai terang. Pukul 05.00 yang saya kira bisa melihat sunrise tapi ternyata sunrisenya ketutupan bukit. Yahhh sayang sekali. Udara pagi yang menyejukkan, Morning World...!! Orang-orang meramaikan tepi pantai, ada yang berfoto-foto, berjalan di tepi pantai, naik delman, naik atv, berkumpul bersama. Di tepi pantai terdapat bunga, mungkin semalam banyak orang yang melakukan ritual larung sesaji (menghanyutkan sesaji antara lain berupa kepala kerbau bersama tumpeng) dan jamasan (memandikan/mencuci benda-benda pusaka seperti keris dan sebagainya) tapi saya tidak melihatnya karena tidak memperhatikan dan gelap juga. hehee. Waktu sudah menunjukkan pukul 06.00, kami putuskan untuk melanjutkan perjalanan. Kalau ditanya bagaimana rasanya malam suro-an di Parangtritis saya akan menjawab "mengagumkan" dan kalau ada kesempatan di tahun depan, saya ingin merasakannya lagi :D

Sayang foto-foto saat malam hari tidak ada dikarenakan gear yang tidak mendukung :(





No comments:

Post a Comment